hotelier.co.id – Setiap akhir bulan di departemen accounting akan melakukan tutup buku atau yang dikenal dengan istilah closing. Salah satu aktifitas tutup buku adalah stock opname. Stock Opname adalah pemeriksaan dan penghitungan fisik persediaan barang dagang untuk dicocokkan dengan catatan perusahaan. Untuk barang-barang yang berupa satuan mungkin bisa dihitung seperti contohnya Guest Supplies (barang yang digunakan untuk tamu). Tetapi bagaimana cara melakukan stock opname barang-barang uituk barang-barang yang midah rusak yang ada di bagian Food & Beverage? Caranya adalah sebagai berikut:
- Pisahkan sayur dan buah yang masih segar dan utuh dengan sayur dan buah yang sudah layu dan sudah tidak bisa digunakan.
- Timbanglah sayur dan buah yang masih segar dan utuh tersebut. Setelah ditimbang catat di dalam laporan fisik persediaan
- Timbanglah sayur dan buah yang sudah layu dan yang tidak digunakan. Setelah ditimbang catat hasil timbangan tersebut ke dalam laporan tersendiri. Fungsinya adalah agar seorang cost control dan dept head dari departement F&B dapat mengetahui berapa prosentase barang yang tidak bisa dipakai sehingga ke depan bisa mengontrol stock untuk barang-barang tersebut agar tidak terjadi over stock.
- Setelah jumlah fisik masuk ke dalam laporan fisik persediaan, kemudian dikalikan dengan harga beli barang tersebut maka akan menjadi saldo persediaan dalam bentuk rupiah. Lalu bagaimana caranya kalau seandainya terdapa 2 atau lebih harga beli barang tersebut? misal harga 1 kg wortel di supplier A ketika beli tanggal 1 januari: Rp 11.100,harga 1 kg wortel di supplier B ketika beli tanggal 2 januari : Rp 10.000?harga mana yang dipakai?
- Jawabannya adalah tergantung metode penghitungan persediaan mana yang disetujui oleh pihak manajemen? kalau yang disetujui adalah metode penghitungan persediaan secara FIFO (First in First Out) maka yang dipakai adalah harga beli pada tanggal 1 januari yakni Rp 11.100. Kalau yang disetujui adalah metode penghitungan persediaan secara rata-rata maka dicari harga rata-ratanya.
B. Untuk barang Frozen food seperti Meat, Seafood, dll
- Identifikasi bahan tersebut
Fungsi dari pengidentifikasian bahan agar tidak terjadi salah pencatatan ketika akan membuat saldo persediaan dalam bentuk rupiah. Agar tidak terjadi kesalahan didalam pengidentifikasian bahan frozen food ini,departemen accounting bisa mencari karyawan dari departemen F&B untuk membantu di dalam melakukan identifikasi bahan tersebut. Tetapi biasanya,barang-barang yang termasuk frozen food ini sudah diberi label oleh staff dari departemen F&B
2. Timbanglah barang yang sudah diidentifikasi tersebut. Kemudian catat hasil penghitungan fisik tersebut ke dalam laporan fisik persediaan
3. Setelah jumlah fisik masuk ke dalam laporan fisik persediaan,kemudian dikalikan dengan harga beli barang tersebut maka akan menjadi saldo persediaan dalam bentuk rupiah.Lalu bagaimana caranya kalau seandainya terdapa 2 atau lebih harga beli barang tersebut? misal harga 1 kg Tenderloin di supplier A ketika beli tanggal 1 januari: Rp 112.000,harga 1 kg Tenderloin di supplier B ketika beli tanggal 2 januari : Rp 120.000? harga mana yang dipakai?
Jawabannya adalah tergantung metode penghitungan persediaan mana yang disetujui oleh pihak manajemen? kalau yang disetujui adalah metode penghitungan persediaan secara FIFO (First in First Out) maka yang dipakai adalah harga beli pada tanggal 1 januari yakni Rp 112.000. Kalau yang disetujui adalah metode penghitungan persediaan secara rata-rata maka dicari harga rata-ratanya.
Mengingat barang dan bahan yang berada di departemen F&B sangat banyak, sebaiknya Dept.Head accounting atau Manager Akunting membagi kelompok dan tugas staffnya untuk melakukan stock opname,tujuannya agar stock opname bisa selesai tepat waktu.
Perlakuan terhadap Laporan fisik barang-barang yang rusak atau kadaluwarsa sebetulnya ada berbagai macam,tergantung kebijakan hotel masing-masing diantaranya:
- Dianggap sebagai bagian dari laporan kerugian
- Dianggap sebagai pengurang dari saldo total persediaan (jika stock opname tidak dipisahkan antara bahan yang masih bagus dan layak dengan bahan yang sudah tidak layak pakai)
- Dianggap sebagai catatan di dalam laporan keuangan agar menjadi perhatian manajer untuk menentukan kebijakan dalam hal memanajemeni persediaan.
Hasil dari laporan stock opname ini bisa mempengaruhi laporan keuangan maupun neraca keuangan hotel. Dibutuhkan pengendalian agar tidak terjadi over stock (kelebihan dan penimbunan barang secara berlebihan) sehingga dapat mengurangi prosentase bahan yang tidak dapat digunakan yang bisa merugikan keuangan hotel.
kunjungi: hotelier.co.id
Komentar